Utekke Global, Lakune Lokal

Senin, 03 September 2012

Membaca Ulang Ide Revolusi Gramsci


Membaca Ulang Ide Revolusi Gramsci

Sejenak mengingat kegagalan Italia menjadi juara Piala Eropa 2012 usai kalah telak 0-4 dari Spanyol di final. Hasil tersebut membangunkan Cesare Prandelli dan ia menyadari bahwa saat ini sepakbola di negaranya sudah tertinggal jauh dan butuh perbaikan besar. Sebuah revolusi!
Italia memang tampil mengesankan dan membuat Prandelli bangga. Namun, pelatih 54 tahun itu merasa timnya tersebut sulit untuk meraih gelar jika masih berkutat dengan kondisi seperti sekarang. "Kami adalah negara tua, dengan ide lawas dan kami harus punya kemauan untuk berubah. Kami datang ke turnamen ini dengan hasrat untuk berubah dan kami harus punya kekuatan untuk yakin. Meskipun itu sulit, kami harus menemukan caranya," tukas Prandelli di Football Italia, Selasa (3/7).
"Kami sudah membangun tim nasional berdasarkan mental klub. Tapi mungkin kami masih belum siap untuk memenangi Piala Eropa. Tapi ketika kami punya keinginan untuk menang maka kami bisa menang lagi," sambungnya. Kondisi yang dimaksudkan Prandelli adalah ia merasa kurangnya dukungan dari klub serta Lega Calcio untuk dirinya bisa memantau para pemainnya di klub. Selain itu pun ia menggaris-bawahi soal pembinaan pemain muda di Italia yang tertinggal jauh dari negara macam Spanyol atau Jerman, yang dinilainya menghambat prestasi timnas level internasional.
Apa yang disampaikan Prandelli merupakan pembelajaran bagi para ide kreator revolusi. Revolusi tidak bisa dilakukan oleh segelintir komunitas apalagi individu. Revolusi harus didukung oleh setiap elemen agar tercapai tatanan baru berdasarkan kemaslahatan. Tidur panjang Prandelli sama halnya masyarakat yang pulas dibawah dongeng status quo yang perlahan menguasani malamnya dengan mimpi-mimpi indah. Tidur panjang tanpa sadar inilah hegemonik.

Hegemonik Gramsci
Relevansi ide gramsci konteks kekinian adalah konsep hegemonik dan kaitannya tentang civil society. Proses Hegemonik terjadi apabila cara hidup, cara berfikir dan pandangan pemikiran masyarakat bahwa terutama kaum ploretar telah meniru dan menerima cara berfikir dan gaya hidup dari kelompok elit yang mendominasi dan mengeksploitasi mereka, dengan kata lain, jika ideologi dari golongan yang mendominasi telah diambil alih secara suka rela oleh yang mendominasi. 
Hegemonik merupakan perjalanan suatu kelas dan anggotanya menjalankan kekuasaan terahadap kelas-kelas dibawahnya dengan cara kekerasan dan persuasif. Hegemonik bukanlah hubungan dominasi dengan menggunakan kekuasaan, melainkan hubungan dengan persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan politik dan ideologis. Hegemonik adalah suatu organisasi konsensus.
Bagi Lenin, hegemonik merupakan strategi untuk mencapai revolusi, suatu strategi yang harus dijalankan kelas pekerja da anggota-anggotanya untuk memeperoleh dukungan dari mayoritas, Gramsci menambahkan dimensi baru pada masalah ini dengan memperluas pengertian sehingga hegemonik juga mencakup kelas kapitalis beserta anggotanya, baik dalam merebut kekuasaan negara maupun dalam mempertahankan kekuasaannya.
Gramsci membedakan dominasi (kekerasan) dengan kepemimpinan moral dan intelektual; suatu kelompok sosial bisa, bahkan harus, menjalankan kepemimpinan sebelum merebut kekuasaan pemerintahan (hal ini merupakan salah satu syarat utama untuk memperoleh kekuasaan tersebut); kesiapan itu pada gilirannya sangat penting ketika kelompk itu menjalankan kekuasaan,bahkan seandainya kekuasaan tetap berada di tangan kelompok, mereka tetap harus tetap “memimpin”.
Gramsci mengubah makna hegemonik dan strategi (sebagaimana menurut lenin) menjadi sebuah konsep Marxis tentang kekuatan dan hubungan produksi, kelas dan negara. Menjadi sarana untuk memahami masyarakat dengan tujuan untuk mengubahnya, ia mengembangkan gagasan tentang kepemimpinan dan pelaksanaannya sebagai syarat untuk memperoleh kekuasaan negara kedalam konsepnya tentang hegemonik, hegemonik merupakan hubungan antara kelas dengan kekuatan sosial lainnya, kelas hegemonik, atau kelompok kelas hegemonik, adalah kelas yang mendapatkan persetujuan dari kekuatan dan kelas sosial lain dengan cara menciptakan dan mempertahankan sistem aliansi melalui perjuangan poitik dan ideologis. Konsep ideologi dibangun dengan memasukan beberapa konsep lain yang berkaitan dengannya. Itulah sebabnya definisi yang sangat singkat tentang hegemoni tidak pernah memadai.
Namun gramsci tidak hanya menjabarkan hegemonik namun juga beberapa hal lain yakni: pertama Perang posisi, menurut Gramsci apa yang dinamakan perang posisi adalah bagaimana subyek dapat mengambil concern (persetujuan-persetujuan) yang menjadi legitimasi kekuasaan yang dapat mengikat kelas-kelas sosial yang ada dalam suatu komunitas. Kedua Revolusi pasif, Menurut gramsci apa yang dinamakan revolusi pasif adalah revolusi yang disponsori oleh lapisan “elit”. Dan konsepsi revolusi tidak muncul dikalangan bawah atau dengan kata lain revolusi yang berasal dari top-down dan bukan sebalik,mengapa revolusi bisa juga timbul pada kalangan elit. Pertama adalah kondisi yang mengharuskan sistem mengalami pembaharuan misalnya bagaimana orde baru akhirnya membutuhkan sebuah reformasi karena sistem yang mendorong terjadinya perubahan pada tahun 1998 adalah karena sistem ekonomi yang sangat merugikan pihak-pihak yang menjadi aktor didalam bidang ekonomi dan jika model tersebut terus dipertahankan maka kerugian dikalangan borjuis makin meningkat maka untuk itu di munculkanlah reformasi, mengapa bisa dikatakn demikian adalah indikasi dari analisa ini adalah pada saat itu para pengusaha banyak mengalihkan modalnya kenegara lain. Dan fenomena tersebut terjadi jauh sebelum terjadinya reformasi.

0 komentar:

Posting Komentar